Saturday 15 November 2014

Untuk mereka yang kau sebut sahabat

Kami membutuhkan waktu untuk mengenal satu sama lain. Tak mudah bagi kami menyatukan perbedaan dalam setiap individu yang berasal dari enam kepala. Egois, pemarah, pengalah, cuek, lemot, cerewet semua sikap jelek itu ada disana, dan kami menerima.

Kami tak mengerti bagaimana perbedaan itu dapat menyatukan, memberikan banyak pelajaran tentang menghargai, mengerti, merendah, pun terkadang harus memaki. Mereka yang kau sebut sahabat akan tetap tertawa meski dari restoran menuju angkringan asal hanya tetap bersama. 

Untuk mereka yang kau sebut sahabat, yang terkadang perlu dicaci agar membuat mereka mengerti. Tapi tak pernah berhenti untuk tetap berada disisi. Mereka yang selalu memberikan peluk walaupun sakit di hati. Bersyukurlah karena tuhan memberikan kehadiran mereka bukan hanya sebagai penikmat tapi juga sebagai juri tanpa membelakangi.

Kita selalu berkata suatu hari nanti, saat semua masa muda ini tidak akan terulang lagi, saat kita tidak lagi bergandengan tangan, saat kita menjalani hidup kita masing-masing, ingatlah lagi hari dimana kita memaki, mengutuk, mengeluh, menangis, tertawa, berpeluk, dan menguatkan satu sama lain. Kemudian masing-masing dari kita berjanji kita pasti akan melakukan reuni.

No comments:

Post a Comment