Thursday 20 November 2014

Kisah terminal


Menurutku tidak ada tempat yang paling menyedihkan dari tempat ini. Tempat dari segala rasa haru dan pilu. Tempat saling memeluk lalu tertunduk atau tertunduk lalu memeluk. Itu yang ku lihat dari aktifitas orang-orang disekelilingku saat ini.

Mereka asik dengan gadget mereka sendiri, entah siapa yang mereka hubungi. Aku pikir semua orang pernah berada di dalam jebakan kisah seperti ini. Mungkin melepas atau mungkin menanti sembari harap-harap cemas. Mungkin ini yang kesekian ribu kali, tempat ini menjadi saksi bisu dari tiap orang yang pergi dan menunggu.

Hhhhhh.......... Aku, kamu, dia,mereka, kali ini sedang terjebak dalam kisah ini.  Selalu menanti dan menagih janji tapi nyatanya pun tak kunjung pasti. Begitu seterusnya sampai rasanya aku bosan untuk berdiri.

Beruntungnya aku masih memegang erat kata-kata seseorang yang masih berkutat dalam kepalaku "kalau memang itu rindu, kita pasti akan berusaha untuk saling bertemu". Kemudian dengan sukarela aku kembali menunggu (lagi).

Aku yakin kamu paham betul siapa yang selalu aku cari dalam tempat persinggahan ini,  Aku harap kamu juga paham apa yang selalu aku tagih dari tempat ini...................

Kita selalu beranjak dari terminal satu ke terminal lainnya karena kita ingin bertemu lalu memeluk satu sama lain. Kamu bertanya padaku apa yang aku tagih dari tempat ini? Lalu aku menjawab, aku.......... hanya menagih janji pada "pertemuan" setelah "perpisahan".

1 comment: