Saturday 16 December 2017

Sayang, saya tidak dicintai seperti merah jambu

Waktu berlalu, mengaburkan bayang-bayang tentang abu. Khayalanku berubah menjadi nyata. Kataku ini mimpi, kata dunia ini nyata

Mereka bilang mimpiku terlalu tinggi, kataku bilang aku tidak sedang bermimpi.

Perlahan-lahan apa yang ada didalam kepalaku hidup, entah mereka baik atau buruk aku tidak mengerti.

Kataku aku rindu pada sosokmu, sosok merah jambu yang begitu lugu.

Mereka bilang, sosok itu hanya bayangan tapi kataku aku pernah mengenal sosok itu. Sosok yang menghilang dan ingin aku perkenalkan sebagai pelindung.

Kata siapa dunia tidak adil?
Kataku dunia adil.....

Sudutku berbeda dengan sudutmu, tapi tidak ku pahami kita bersatu dalam satu lingkaran.

Seharusnya aku berhenti, tidak seharusnya aku ikuti jalan yang tidak aku ketahui.

Terlalu tinggi egomu, sulit bagiku menggapaimu, terlalu tinggi seleramu, terlalu sulit diriku menyamakanmu, terlalu tinggi ekspesktasiku dan terlalu sulit bagiku menjatuhkan bayanganku tentangmu.

Bermain-mainlah, bukankah hidup hanya satu kali? Nikmatilah, aku hanya menikmati permainan dari dekat. Bukankah wanita dari rusuk yang bengkok?

Jika suatu saat nanti kamu berlari menjauh, tidak mengapa. Bukan aku tidak ingin mengejarmu, aku hanya terlalu lelah untuk bermain-main.

Aku pernah menjagamu dengan sangat baik, entah disadari atau tidak disadari. Aku pernah menggandeng tanganmu, ketika belok langkahmu walaupun dimengerti atau tidak dimengerti.

Aku pernah menurunkan egoku, entah terlihat atau tidak terlihat. Aku pernah memperhatikanmu, entah dianggap atau tidak dianggap.

Bermain-mainlah toh hidup hanya dalam kedipan mata.

Friday 8 December 2017

Nasib

Terkadang, kamu hanya tidak mengerti bagaimana nasib mempermainkanmu dengan sebegitu epicnya.

Terkadang kamu juga tidak mengetahui takdir akan membawa jalanmu lurus atau berkelok.

Terkadang kamu tetap tidak mengetahui apa kata hatimu, antara ragu dan mau ada dalam porsi yang sama.

Kata hati dan pikiran hanya berkolaborasi membuatku bimbang.

Malam menjelang dan aku masih tetap tidak mengetahui titik temu pada perjalanan hidup.

Apa mataku berubah menjadi buta??

Aaah percuma....
Tidak akan ada yang mendengar, apalagi menjawab.

Pada akhirnya aku tetap menjadi diriku dan jalanku yang tidak mengetahui bagian dari hidup seperti apa aku berdiri.



Djakarta, 00.17.

Thursday 7 December 2017

Kita

Seharusnya aku membiarkan perasaanku mengambang. Memilikimu atau tidak memilikimu nyatanya sama.

Apa yang salah?

Kita??

Atau....

Waktu??

Atau....

Takdir??

Benar, kau membiarkan semuanya mengalir seperti air. Lalu aku tersesat seperti di dalam rimba.

Tanya perasaanku, tanya perasaanmu.

Apa ini benar-benar kita??



Djakarta, 19:52.