Wednesday 8 August 2018

Dua dalam satu

Hai lama tak menyapamu. Mungkin rindu, mungkin juga sendu. Ada banyak cerita yang luar biasa dari ujung perahu tempat terakhir kita bercengkrama. Kau bilang kita pasti akan bertemu pada satu purnama.

Aku tidak bisa membedakan pagi dan malamku beberapa waktu terakhir. Akhir-akhir ini semua nyaris hampir sama, tidak berbeda. Serupa dengan nyeri di dada, pun aku tidak bisa membedakan mana sesak dan bahagia.

Kadang aku terkaget melihat jarum jam yang terus melaju, tanpa ku ketahui pagi atau malam.

Hidup ini sungguh maha bercanda, termasuk kepemilikan atasmu adalah candaan yang teramat menggelitik, setelah cerita-cerita yang pelik.

Kantong mataku sungguh terlihat nyata dan kau bertanya "kenapa begitu gelap?" kataku "aku lelah". Tapi simpul dari ujung bibirmu tidak ku lihat samar.

Sungguh hidup sangat bercanda, kadang kau peecaya, kadang curiga, kadang kau sakit, kadang kau bahagia, kadang kau tertawa, kadang kau menangis, kadang kau manja, kadang kau mandiri, kadang kau samar, kadang kau jelas, kadang kau kukenal, kadang kau begitu asing.

Sungguh jika waktumu panjang temui aku pada ujung dermaga, tepat di malam purnama seperti katamu.