Monday 24 November 2014

Cerita kompas

Kamu bilang aku adalah satu-satunya untukmu, ternyata selinganmu pun seperti pulau. Kamu bilang sayangmu hanya untukku nyatanya pun itu hanya ungkapan semu. Kamu katakan tidak ada yang mampu memisahkan kita kecuali maut tapi nyatanya sekali kedip hatimu terpaut.

Aku pun heran mengapa aku bisa bertekuk lutut. Tapi kali ini kupastikan aku tidak hanya akan sekedar manut. Terakhir kita berhadapan aku berfikir entah aku yang sekedar selingan atau mereka yang selingan.

Mungkin jika aku ibaratkan, kekasihmu itu seperti arah mata angin. Begitu kamu ke barat kamu akan mendapatkan belaian, keutara kamu mendapatkan pelukan, begitu keselatan kamu mendapatkan ciuman, lalu begitu kamu berjalan ke arah timur kamu akan mendapat tamparan.

Sakit?? Aku rasa itu belum apa-apa itu hanya kado kecil dariku. Yang lain saja belum memberikan kado dari mereka yang lucu-lucu. Jangan bermain-main dengan rasa, mereka yang terlalu sering bermain dengan rasa biasanya tak akan jauh dari kata "gila".

Jujurnya saja kami menginginkan yang lurus, walupun tak jarang juga masih berakhir dengan tidak "serius".

No comments:

Post a Comment