Saturday 22 November 2014

Enam kepala

Aku tidak akan membahas tentang perasaan kehilangan dan sedih lagi. Sama seperti yang kami bilang "hidup akan tetap berjalan maju". Kami "terpisah" bukan karena bertengkar, tapi keadaan memang mengkehendaki seperti ini. Percayakan saja pada waktu kami akan "kembali" menjadi yang lebih baik dari hari terakhir kali bertemu.

Tidak perlu mengucapkan maaf dan terimakasih apalagi selamat tinggal ketika terakhir kali bertemu. Kami akui, kami saling menangisi, walaupun harus berpunggungan. Ada yang lebih melegakan hati ketika mengucapkan "sampai bertemu lagi nanti" pada hari pelepasan bukan sekedar menangisi sambil beradu hadapan.

Tidak perduli mana yang lebih sakit ditinggalkan atau meninggalkan. Keduanya sama-sama memiliki posisi yang saling memahami tentang ketidaknyamanan pada perpisahan.

Kami hanya menginginkan yang terbaik untuk satu dan lainnya, jadi ketika kami terlihat bertengkar. Itu bukan pertengkaran sesungguhnya, itu hanya sebuah ungkapan sayang tanpa harus memeluk.
Kalau ada yang heran lalu mereka bergumam "apa sayang harus ditunjukkan dengan saling memarahi dan memaki?".

Jawab kami "kami tidak begitu pintar untuk menunjukkan, tapi kami pintar untuk memahami".

No comments:

Post a Comment