Saturday 29 November 2014

Terlalu larut

Terkadang aku merasa membuang semua benda saat kita berpisah adalah hal konyol. Sebagian dari mereka mengatakan dengan membuang, itu adalah awal dari melupakan. Semua benda itu memang terbuang tapi...... kenangan itu tetap tertinggal. Lalu apa bedanya??

Kita pernah bersama walaupun tak berakhir selamanya. Menurutku tidak ada yang perlu aku hapus dari masa lalu. Semua tertata rapi disana............ kalaupun ada yang baru, aku jamin tidak ada satupun yang bisa untuk mengganggu.

Aku pernah berlari, begitu pun denganmu, berusaha menjadikan semua kisah itu menjadi mimpi. Walaupun aku tau, aku hanya membuatmu menepi. Akhirnya kita memahami tidak ada yang harus di tepikan, kita hanya sedang membiarkan waktu berlalu saja seperti ini.

Apa yang paling membahagiakan saat kita menyadari tidak ada gunanya untuk saling menepi. kau dan aku masih saling mengiyakan untuk merindukan walau kita tau kita tidak bisa berada dalam satu pelukan.

Kau tau............
Dia tidak memintaku untuk membuatmu pergi
Dia yang mengajarkanku untuk tidak lagi membuatmu menepi
Dia yang mengajarkanku untu tidak larut dalam permainan emosi
Apa yang paling hebat?
Dia katakan padaku...... jika rindu, maka katakanlah bahwa itu rindu.


Friday 28 November 2014

Tidak seindah senja

Rasanya aku sudah begitu lelah untuk berlari mengejar dirimu. Bukan main perjuanganku dan ku pikir kau pun tau aku memang menyimpan rasa padamu. Sejujurnya aku masih berharap bisa menyaksikan senja sore ini berdua denganmu.

Tapi aku pendam keinginan itu, kau tau mengharapkan dirimu sama seperti menanti senja tapi di pagi hari. Kau begitu dingin begitu angkuh membuatku tersadar bahwa kau tidak dapat kurengkuh. Aku tidak pernah menyalahkanmu, aku pun sadar kita tak pernah saling sepakat untuk mengikat.

Aku rasa perlahan menjauhimu seperti ini jauh lebih baik, dan aku pikir aku tidak perlu mempertanyakan lagi tentang hal yang bernama "rasa". Mungkin aku yang terlalu jatuh tapi kau tetap saja tidak meluluh.

Mereka menyalahkanku karena aku begitu memujamu, seolah-olah aku adalah orang yang paling tolol karena menyukaimu. Entah mereka paham atau tidak. Tapi, sepahamku rasa tidak pernah salah, mungkin yang salah..........adalah seseorang yang kita jadikan sebagai tempat berpasrah.
Kau tau tidak ada yang lebih sakit dari cinta yang hanya sebelah.

Wednesday 26 November 2014

Keraguan

Sahabatku bercerita padaku, dia katakan "Jika suatu hari aku menemukan seseorang yang jauh lebih baik daripada seseorang yang berada disampingku saat ini, apa yang harus aku lakukan?"

Tidak kupersalahkan pertanyaan yang ada di benaknya. Aku yakin semua orang yang menjalin hubungan pernah berada dalam fase ini. Aku katakan padanya lari dari yang satu ke lainnya, jatuh cinta lagi lalu patah hati lagi.  kamu hanya akan melakukan pekerjaan yang melelahkan jika mencintai seperti itu. Kenapa harus begitu lelah?

Dia katakan dia begitu menyayangi kekasihnya saat ini, dan dia merasa nyaman. Lalu apa yang salah? Tidak ada jawabnya. Bersyukurlah, Jawabku. Jujur saja aku tidak tau apa yang harus ku ucapkan padanya, dan kupikir itu kata-kata terbaikku.

Tapi yang aku tau........
Jangan mencari lagi, kalau memang dia tempatmu berhenti. Mungkin benar perkataan orang-orang berhentilah pada kata "nyaman", lalu kenapa harus bersusah payah mencari lagi jika kamu tau begitu sulit untuk menemukan. Nanti ada masanya saat kamu mulai perlahan menyadari, dia yang kamu biarkan pergi tak akan pernah bisa terganti, saat itu pun kamu akan mengerti........... kamu sudah begitu terlambat untuk memiliki. Karena mereka yang pernah dihianati mungkin tak akan berbaik hati untuk kembali lagi.

Tuesday 25 November 2014

DIAM ft PEKA???????

Jujur saja aku tidak mengerti dengan beberapa pemikiran wanita. Aku pun wanita, hanya saja mungkin aku punya pemikiran yang sedikit berbeda. Bagian yang aku heran mengapa wanita itu terkadang memilih untuk diam dan menuntut pasangannya untuk peka?

Entah aku yang terlalu acuh sebagai wanita atau mereka yang memang terlampau drama. Tapi.... sebagai wanita cobalah sedikit bermain dengan logika dan mengesampingkan hal ajaib yang bernama "rasa".

Apa kau pikir lelakimu itu sungguh memperdulikanmu ketika kau menjunjung tinggi diammu?  Terkadang aku hanya bingung mengapa harus menuntut yang rumit kalau ada jalan yang tidak sulit?? Perlu kau pahami lelakimu bukan seorang ahli bahasa kalbu, mereka tidak akan paham maksudmu ketika kau membisu.

Jangan salah paham, aku tidak sedang memihak atau memojokkan atau pun sedang mencari pembenaran, aku hanya sedang meminta kalian untuk memikirkan, Banyak hal yang bisa dilakukan dan diungkapkan selain hanya diam.

Begini saja, pergunakanlah mulutmu itu sesuai porsinya. Kekasihmu itu tidak akan sejenius itu menunjukkan rasa pekanya jika kau hanya diam tanpa bicara. Pikir saja, kau bicara saja terkadang mereka masih tetap tidak peka, apalagi kau hanya diam tanpa kata.

Monday 24 November 2014

Cerita kompas

Kamu bilang aku adalah satu-satunya untukmu, ternyata selinganmu pun seperti pulau. Kamu bilang sayangmu hanya untukku nyatanya pun itu hanya ungkapan semu. Kamu katakan tidak ada yang mampu memisahkan kita kecuali maut tapi nyatanya sekali kedip hatimu terpaut.

Aku pun heran mengapa aku bisa bertekuk lutut. Tapi kali ini kupastikan aku tidak hanya akan sekedar manut. Terakhir kita berhadapan aku berfikir entah aku yang sekedar selingan atau mereka yang selingan.

Mungkin jika aku ibaratkan, kekasihmu itu seperti arah mata angin. Begitu kamu ke barat kamu akan mendapatkan belaian, keutara kamu mendapatkan pelukan, begitu keselatan kamu mendapatkan ciuman, lalu begitu kamu berjalan ke arah timur kamu akan mendapat tamparan.

Sakit?? Aku rasa itu belum apa-apa itu hanya kado kecil dariku. Yang lain saja belum memberikan kado dari mereka yang lucu-lucu. Jangan bermain-main dengan rasa, mereka yang terlalu sering bermain dengan rasa biasanya tak akan jauh dari kata "gila".

Jujurnya saja kami menginginkan yang lurus, walupun tak jarang juga masih berakhir dengan tidak "serius".

Sunday 23 November 2014

Beda

Aku pikir mencintaimu seperti ini saja sudah lebih dari cukup, aku pikir menyayangimu seperti ini akan membuat "kita" baik-baik saja. Setelah ku jalani...... pikiranku ternyata salah. Semua tidak sedang baik-baik saja dan ini membuatku gelisah.

Aku tidak menyalahkan keputusan kita yang memilih "mencoba" untuk bersama. Aku tidak tau hatiku akan jatuh padamu "sejauh" ini. Aku pikir kisah ini akan sama seperti yang lalu, tapi nyatanya aku begitu meluluh dihadapanmu.

Keyakinanmu dan keyakinanku yang membuat kita beda. Kamu dan aku paham betul semua menjadi sulit ketika kita memilih untuk serius tapi ternyata semua tetap tidak berjalan mulus.

Kita paham, perbedaan itu begitu nyata. Tapi kami tetap merendah pada keegoisan rasa yang diberikan oleh sang pencipta. Entah aku harus berterimakasih atau meminta maaf karena sudah membiarkan namaku untuk sejenak tinggal disana.

Sungguh ini begitu membebani kepalaku........
Maafku atas keraguan yang singgah setelah sejauh ini kita melangkah. Tapi.... jika aku boleh meminta pada sang pencipta aku ingin mencintaimu dengan "sama" tanpa "beda"............... itu saja!

Saturday 22 November 2014

Mengingatmu

Saat ini aku tidak perlu menjelaskan bagaimana perasaanku saat terakhir kali kita saling berjabat tangan lalu saling melemparkan senyum bukan?

Aku lega bukan hanya aku saja yang nyaris menjadi orang gila. Selalu berkhayal tentang kehadiranmu disetiap tempat yang kita kunjungi bersama. 

Hari itu kamu keluhkan padaku, ternyata datang ke kota yang sama tapi tidak dengan orang yang sama, seolah bisa merubah tempat itu menjadi asing. Aku menjawab, itu yang aku rasakan selama ini.
Kalau kamu bertanya, apa kamu pernah seolah-olah melihatku tapi ternyata itu orang lain? Jawabku aku pernah. Apa kamu pernah mengunjungi tempat kita hanya untuk mengingatku? Jawabku aku pernah. Apa kamu pernah mencium parfumku sampai membuat jantungku berdetak tidak normal tapi lagi-lagi itu bukan aku? Aku pernah. Apa kamu jauh lebih baik setelah melakukan hal seperti itu untuk mengingatku?

Aku tersenyum....
Tidak ada hal yang lebih membuat hatiku menjadi baik, sama seperti saat aku memelukmu. Aku tidak pernah bisa menemukan cara mengobati rindu hanya dengan menghidupkan semua yang telah menjadi buku, yang kupahami rindu=bertemu.

Enam kepala

Aku tidak akan membahas tentang perasaan kehilangan dan sedih lagi. Sama seperti yang kami bilang "hidup akan tetap berjalan maju". Kami "terpisah" bukan karena bertengkar, tapi keadaan memang mengkehendaki seperti ini. Percayakan saja pada waktu kami akan "kembali" menjadi yang lebih baik dari hari terakhir kali bertemu.

Tidak perlu mengucapkan maaf dan terimakasih apalagi selamat tinggal ketika terakhir kali bertemu. Kami akui, kami saling menangisi, walaupun harus berpunggungan. Ada yang lebih melegakan hati ketika mengucapkan "sampai bertemu lagi nanti" pada hari pelepasan bukan sekedar menangisi sambil beradu hadapan.

Tidak perduli mana yang lebih sakit ditinggalkan atau meninggalkan. Keduanya sama-sama memiliki posisi yang saling memahami tentang ketidaknyamanan pada perpisahan.

Kami hanya menginginkan yang terbaik untuk satu dan lainnya, jadi ketika kami terlihat bertengkar. Itu bukan pertengkaran sesungguhnya, itu hanya sebuah ungkapan sayang tanpa harus memeluk.
Kalau ada yang heran lalu mereka bergumam "apa sayang harus ditunjukkan dengan saling memarahi dan memaki?".

Jawab kami "kami tidak begitu pintar untuk menunjukkan, tapi kami pintar untuk memahami".

Thursday 20 November 2014

Kisah terminal


Menurutku tidak ada tempat yang paling menyedihkan dari tempat ini. Tempat dari segala rasa haru dan pilu. Tempat saling memeluk lalu tertunduk atau tertunduk lalu memeluk. Itu yang ku lihat dari aktifitas orang-orang disekelilingku saat ini.

Mereka asik dengan gadget mereka sendiri, entah siapa yang mereka hubungi. Aku pikir semua orang pernah berada di dalam jebakan kisah seperti ini. Mungkin melepas atau mungkin menanti sembari harap-harap cemas. Mungkin ini yang kesekian ribu kali, tempat ini menjadi saksi bisu dari tiap orang yang pergi dan menunggu.

Hhhhhh.......... Aku, kamu, dia,mereka, kali ini sedang terjebak dalam kisah ini.  Selalu menanti dan menagih janji tapi nyatanya pun tak kunjung pasti. Begitu seterusnya sampai rasanya aku bosan untuk berdiri.

Beruntungnya aku masih memegang erat kata-kata seseorang yang masih berkutat dalam kepalaku "kalau memang itu rindu, kita pasti akan berusaha untuk saling bertemu". Kemudian dengan sukarela aku kembali menunggu (lagi).

Aku yakin kamu paham betul siapa yang selalu aku cari dalam tempat persinggahan ini,  Aku harap kamu juga paham apa yang selalu aku tagih dari tempat ini...................

Kita selalu beranjak dari terminal satu ke terminal lainnya karena kita ingin bertemu lalu memeluk satu sama lain. Kamu bertanya padaku apa yang aku tagih dari tempat ini? Lalu aku menjawab, aku.......... hanya menagih janji pada "pertemuan" setelah "perpisahan".

Tuesday 18 November 2014

Kekasih selingan

Dikatakan bukan kekasih tapi saling berdekatan, saling memberi perhatian. Dikatakan kekasih tapi tak pernah memiliki status yang pasti. Dikatakan bukan kekasih tapi selalu dicari.

Seperti itulah terus, sampai pada akhirnya kamu hanya akan terjebak dalam cinta antara sang adam dan hawa, ingin menuntut lebih tapi tau diri tidak menuntut lebih tapi menginginkan hal yang pasti.

Berhentilah bermain-main dalam pelukan yang seperti itu. Apa nyamannya menjalin hubungan dengan seseorang tapi hanya "diantara"? Bukankah banyak lakon dalam peran? Apa kamu tidak ingin menjadi sang "pemeran utama"?

Aku tidak percaya dengan slogan cinta ini "mencintai itu tidak harus saling memiliki" coba saja kamu terapkan terus, mungkin kamu akan terus mengelus-elus. 

Mereka bilang "kami merasa nyaman satu sama lain", kalau itu adalah nyaman maka kalian akan tetap berdekatan tanpa perlu banyak memikirkan perasaan yang lain. Apa kamu tidak sadar nanti saat adam dan hawa itu kembali berbaikan mungkin kamu hanya akan ditinggalkan karena kamu cuma kekasih selingan.

Tak sepaham

Suatu hari nanti kau akan paham, mengapa kita seperti dua kutub magnet yang berbeda, selalu ingin mendekat tapi tetap saja berjauhan. 

Apa kau sudah lelah?? Aaaah mungkin aku yang akan berbicara terlebih dahulu darimu, aku lelah berseberangan (ku ulangi) aku lelah berseberangan.

Mereka bilang perbedaan itu indah, aku ingin bertanya pada mereka yang selalu menyatakan. Perbedaan semacam apa yang indah? Apa semacam pertengkaran yang hampir setiap waktu kah? Atau suara satu orang yang mendominasi dalam perdebatan dan akhirnya kau hanya ingin bertahan dalam keheningan?  Seperti itu kah???

Kau tidak perlu selalu menjadi pengikut kata orang. Karena pada akhirnya kau adalah penentu dari yang mereka bilang. Sepahamku memutuskan pun perlu pertimbangan, tapi ternyata kau bukanlah seseorang yang pintar untuk memperkirakan.

Sungguh ini adalah bentuk pertanyaan keraguan tentang kita yang mencoba untuk melangkah bersama.

Mungkin pada suatu hari nanti, kau akan mulai berfikir apa yang harus dipertahankan dari kita yang memiliki perbedaan? Apakah kita Harus tetap berpelukan meski kita tak sepaham? Atau lebih baik mencari seseorang yang memiliki banyak persamaan lalu terus bergandengan tangan?
Keputusanmu.................????

Sunday 16 November 2014

Pengagum rahasia

Entah aku yang terlalu sering memendam, atau kamu yang juga tidak kunjung paham. Tapi menatapmu seperti ini saja sudah begitu melegakan.

Tanyaku adakah seseorang yang mampu membuatmu tersenyum riang? Kalaupun belum ada, bisakah itu hanya aku? Aku terlalu enggan untuk menyatakan rasa. Aku tidak memintamu untuk mengungkapkan, Hanya saja kami terbiasa untuk diam dan memendam.

Ada sesuatu yang berdetak hebat, pipikupun merona olehmu. Aku ingin berlari karena malu, tapi selangkahpun kakiku tidak beranjak maju.

Sejak awal bertemu, aku dan kamu masih menjadi teman biasa. Tapi pikirku teman biasa tidak akan sedekat ini. Aku sadar, aku hanyalah pengagum rahasia. Tapi jika aku boleh bertanya padamu, aku ingin bertanya 2 hal. Apa kamu juga merasa jatuh cinta? Atau hanya sekedar ingin bermain-main dengan rasa?

Inginku

Kamu percaya takdir? Aku percaya. Meskipun bagian yang ini sulit ku percaya, karena sekeras apapun aku mencoba senyatanya kita tak akan pernah jadi sama. Sekeras apapun aku menjatuhkan hati aku akan tetap sulit untuk bangkit kembali.

Begitu seterusnya......
Sampai aku lupa untuk siapa sebenarnya aku menanti, pun demikian denganmu.

Kita pernah berjuang dan melepaskan. Lalu kamu memintaku untuk kembali, tapi setelah kuberikan hati kamu malah asik dengan egomu sendiri.

Seharusnya kamu tidak perlu mengotori pasiran pantai untuk menuliskan namamu dan namaku, pun nyatanya namamu dan namaku hanya akan tetap menjadi debu.

Pesanku jangan pernah untuk berjanji karena kamu tidak akan pernah bisa menepati. Berhentilah memintaku dan menyuruhku untuk memilih pendamping. Aku tau apa yang aku mau, aku tau apapun yang aku inginkan. Entah denganmu atau tidak denganmu, aku hanya ingin sejenak berteman dengan waktu.

Saturday 15 November 2014

Untuk mereka yang kau sebut sahabat

Kami membutuhkan waktu untuk mengenal satu sama lain. Tak mudah bagi kami menyatukan perbedaan dalam setiap individu yang berasal dari enam kepala. Egois, pemarah, pengalah, cuek, lemot, cerewet semua sikap jelek itu ada disana, dan kami menerima.

Kami tak mengerti bagaimana perbedaan itu dapat menyatukan, memberikan banyak pelajaran tentang menghargai, mengerti, merendah, pun terkadang harus memaki. Mereka yang kau sebut sahabat akan tetap tertawa meski dari restoran menuju angkringan asal hanya tetap bersama. 

Untuk mereka yang kau sebut sahabat, yang terkadang perlu dicaci agar membuat mereka mengerti. Tapi tak pernah berhenti untuk tetap berada disisi. Mereka yang selalu memberikan peluk walaupun sakit di hati. Bersyukurlah karena tuhan memberikan kehadiran mereka bukan hanya sebagai penikmat tapi juga sebagai juri tanpa membelakangi.

Kita selalu berkata suatu hari nanti, saat semua masa muda ini tidak akan terulang lagi, saat kita tidak lagi bergandengan tangan, saat kita menjalani hidup kita masing-masing, ingatlah lagi hari dimana kita memaki, mengutuk, mengeluh, menangis, tertawa, berpeluk, dan menguatkan satu sama lain. Kemudian masing-masing dari kita berjanji kita pasti akan melakukan reuni.

Friday 14 November 2014

Peluk

Rindu itu begitu menggebu, hingga akhirnya berujung pilu. Aku memejamkan mataku berharap kita akan bertemu, tapi yang terjadi mataku hanya menjadi sendu.

Kota itu.... kenangan itu........
Aku memahami begitu berharganya waktu, akupun paham khayalan tak akan pernah seindah kenyataan. Kamu dan aku dihadirkan hanya sebagai tempat pembelajaran, yang tak kupahami mengapa semua begitu berkesan.

Sesak nafasku...... bagaimana bisa aku melupakan kita yang saling memeluk?  Saling bermain dengan pasiran waktu, membuat memory yang seperti enggan dihapus tapi nyatanya pun tetap pupus.

Aku memahami setelah pertemuan selalu ada perpisahan. Tidak pernah sedikitpun ku abaikan pertemuan-pertemuan kamu dan aku, begitupun kamu yang kusadari begitu menghargai kebersamaan itu.

Aku ingin bisa memelukmu sejenak, bermain sedikit lebih lebih lama dengan pasiran waktu. Tapi tuhan tidak berhendak, Kamu tau apa yang aku benci dari perpisahan??? Mereka tak selalu berujung dengan peluk.

Thursday 13 November 2014

Caramu menerima

Suatu hari aku iseng bertanya padanya. Kenapa kamu bisa jatuh cinta padaku? Dan kupikir setiap wanita juga akan senang mendengar pengakuan dari pasangannya. 

Untuk pasanganku kali ini dia tidak menjawab seperti yang lain. Dia katakan kamu tidak kaya, kamu tidak cantik, pun kamu tidak begitu pintar, tidak ada yang istimewa sebenarnya dari dirimu. Jangan marah, Kamu boleh membalas kata-kataku tadi, karena aku pun demikian. Tidak ada yang istimewa dariku bukan?

Aku terdiam sejenak lalu kalimat berikutnya keluar dari mulutku. Lalu kenapa tidak kamu cari saja wanita lain yang seperti harapanmu?

Dia tersenyum, aku sudah menduga jawabanmu. Apa seseorang yang begitu sempurna itu bisa membuatku "nyaman"?. Berpindah dari satu hati ke hati lainnya bukan suatu jawaban. Kalau kamu tidak sempurna, akan kujadikan kamu sempurna seperti yang aku mau, kalau kamu mau!

Kalau kamu merubah diriku sama seperti yang kamu mau, berarti aku akan kehilangan jati diriku.
Tidak ada yang memaksa, hanya saja berubah menjadi yang lebih baik tidak ada salahnya bukan?

Kalau kamu tidak kaya, Kita yang akan berjuang nanti berdua.
Kalau kamu tidak cantik, pergilah kesalon rawatlah dirimu.
Kalau kamu tidak pintar, Aku yang akan mengajarimu supaya kamu bisa mengajari anak-anakku nanti. Kalau kamu tidak sempurna sudah kukatakan akan kujadikan kamu sempurna.
Kalaupun kamu keberatan, aku akan tetap menerimamu seperti ini, tidak masalah bagiku.

Aku lelah untuk jatuh hati, lalu menatanya kembali. Sampai akhirnya kupikir, semua sama saja hanya tergantung bagaimana caramu menerima.

Tuesday 11 November 2014

Penyaji dan penikmat.

Tidak perlu kamu merasa kamu adalah satu-satunya yang aku tuliskan dalam sebuah karya, pun demikian tidak perlu kamu pikirkan terlalu dalam mengapa aku menulis banyak hal yang kamu pikir seolah-olah ini untukmu.

Ada beberapa memang yang kutuliskan untukmu, pun aku harus bersusah payah mencari emosi tentang sakit dan kehilangan lagi disana. Kalau kamu bertanya "kenapa aku?" Jawabku, Kamu lebih paham kenapa itu adalah kamu bukan luka yang lain.

Kamu, mereka selalu berkata "Aku tau untuk siapa semua tulisan ini dibuat" seolah pernyataan itu adalah yang paling benar. Aku menulis karena aku ingin, Aku baik-baik saja, kalaupun aku tidak baik-baik saja minimal aku gila.

Masih saja aku mendengar ucapan nyinyir setelah ini. Berhentilah memojokkan, sebegitu inginkah membuatku mengangguk paksa? Dongakkan saja kepalamu, melenggang pergi saja, aku tidak butuh!
Aku tidak sedang mengklarifikasi tidak, Tapi akan lebih dewasa ketika kita bisa menganggap sebuah karya hanya sebatas penyaji dan penikmat tanpa berfikir untuk siapa semua ini dibuat.

Pemain lama

Agak sedikit klise memang. Tapi hujan memang selalu lekat denganmu. Kalau saja kamu seorang pengingat yang baik, kamu pasti ingat kita bertemu dan berpisah saat hujan.

Bukan karena aku tidak bisa beralih hati darimu, hanya saja untuk hujan kali ini anganku berjalan jauh mundur kebelakang, aku mengingatmu........

Untukmu pemain lama.......
Kita pernah menawarkan diri untuk saling menjatuhkan hati, pernah untuk saling memperjuangkan dan membangun mimpi, walaupun akhirnya pamit untuk pergi.

Aku pernah begitu patah, hingga tak mampu menyadarkan logikaku saat kamu begitu angkuhnya untuk melepaskan dan aku begitu mengibakan hatiku yang terlalu jatuh.

Dan pada hujan kali aku masih mengingat terakhir kali kita bertemu, kamu masih saja menyatakan tentang "rasa"mu padaku pun begitu sebaliknya, dan saat itu aku pun mulai memahami ketika dua orang saling jatuh cinta bukan hanya sekedar nyaman atau rasa yang berbicara lalu memutuskan untuk menjalani "bersama". Tapi tentang seseorang yang mau untuk memperjuangkan dan patut diperjuangkan.

Monday 10 November 2014

Aku jatuh cinta lagi

Aku tidak merasakan emosi yang begitu dalam sama seperti aku mencintai "dia" dulu, Bukan berarti aku tidak menyukaimu. Aku hanya takut untuk menjatuhkan hati sepenuhnya, lalu aku kembali patah.
Aku tidak tau rasanya menunggu seseorang kembali dari luka-luka lama akan sesakit itu. Dan saat bersamamu aku masih menangisi dia, merindukan dia, Dia yang tidak pernah sudi lagi untuk melihat kebelakang.

Tapi kamu tetap sabar menawarkan perasaanmu. Aku tidak sedang mengasihani dirimu, karena membiarkanmu tetap disisiku, walaupun kamu tau aku tidak sesayang itu padamu.
Sesekali terbersit dalam pikiranku, apa yang sebenarnya dilakukan laki-laki ini? Bersanding dengan seorang wanita yang masih mengharapkan orang lain.

Kalau kamu ingin kembali, kembalilah padanya. Aku tidak mempunyai hak untuk melarang, bisa berada disampingmu terus seperti ini sudah begitu menyenangkan untukku. Jangan mengasihaniku karena aku mencintaimu, jangan pojokkan dirimu karena kamu merasa telah jahat melakukan ini semua padaku. Aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja.

Aku terdiam mendengarkan kata-katamu, lalu aku membiarkan waktu yang menjawab, membiasakan diriku untuk terbiasa denganmu, belajar mengenalmu lebih dalam, dan aku mulai bisa tertawa lagi dengan "caramu".
"Aku suka kamu yang seperti ini".
Aku terdiam lagi mendengar kata-katamu, sambil menatap kedua matanya lekat. Laki-laki ini, hati seperti apa yang sebenarnya dia miliki? Begitu banyak wanita, kenapa dia memilihku? kenapa dia bertahan padaku? 

Seperti mendengar pertanyaan di otakku dia menjawab.
Aku pernah mengatakan padamu, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dengan caraku. Aku tidak memintamu melupakan masa lalumu karena itu tidak bisa, semua orang punya masa lalu pun demikian denganku. Sudah pernah ku jelaskan, aku baik-baik saja. Jangan pernah merasa kamu jadi orang yang bersalah. Tidak pernah ada kata salah, ketika "mencoba".

Diam-diam aku mengaguminya. Aku pikir dia akan marah padaku, lalu memutuskan untuk meninggalkanku, tapi tidak. Dia memilih tetap bertahan.
Kalau kamu sudah mulai menyayangiku, katakanlah aku ingin tau.

Aku tersenyum mendengar kata-katamu.

Aku menyukaimu.....
Aku takut kehilanganmu.....
Aku takut kehilanganmu sama seperti pantai, yang selalu identik dengan air dan pasir,
Kataku dalam batin.

Satu diantara Dua

Kamu bilang padaku carilah seseorang yang membuatmu merasa "nyaman". Apa jadinya jika aku merasa nyaman denganmu dan juga "dia".

Keegoisan sempat datang dalam pikiranku untuk memiliki keduanya. Hingga akhirnya kekhawatiran itu pun muncul bersama "Aku terlalu takut untuk kehilangan keduanya".

Aku bertanya pada diriku sendiri, Siapa yang harus ku pilih? Apa aku seyakin itu untuk memilih "satu" diantara "dua". Apa "nyaman" yang dihadirkan hanya "sementara" atau "selamanya".

Aku takut harapan tentang nyaman dalam pikiranku tidak selalu sama dengan yang kalian berikan.
Sampai akhirnya aku berada dalam batas dimana aku harus "memilih". Karena aku tau cinta akan begitu menyakitkan jika "lebih" dari "dua" orang yang merasakan.

Sejujurnya aku tidak pintar untuk menimbang-nimbang. 

Tapi.........

Jika ini benar, aku akan memilih "dia" yang memberikanku rasa nyaman bukan hanya ketika kami "berdekatan" tapi juga "berjauhan". 

Karena aku yakin aku akan menemukan arti "nyaman" sesungguhnya disana, percayaku.... rasa tidak akan pernah berdusta pada jarak.

Friday 7 November 2014

Teman tawon

Aku pikir berjuta teman itu membuat hidup akan lebih seru dan menyenangkan. Tapi tidak dengan yang satu ini!

Bergumam saja terus, mendengung saja terus, mengumpat saja terus, maki saja terus, tertawa saja di sakitku..... sampai kau puas.

Lidahmu manis, hingga aku tak mampu membedakan mana teman mana lawan dihadapanku.
Kau puji aku sampai aku mabuk pujianmu.

Kau pikir aku akan melayang??
Bukannya aku tidak tahu tentang topengmu...... (aku tau).

Akhirnya.... sekarang aku tau mereka yang memakiku didepan, memarahiku, memelukku saat sedihku, tertawa saat bahagiaku... mereka sahabatku!!

Pilihanmu...... kau mau bergumam di depanku atau di belakangku???
Kau "sahabatku"? Atau "teman tawonku"???

Thursday 6 November 2014

About you

Should I tell you how great my memories?

You....
Aaaahhh How to tell you about this one?
Not to quite enough i have knowing you, im just a lucky girl who falling in love with.
How could I start? I can`t explain it.

I just know....
We have been decide become "us", since you said "loved me".

Exactly, I dont like anythings in you. So many different about you and me.
But suddenly.......
its really make me going crazy, how dare you make me say "I love you too".

Then finally its made me said.....
I like everythings in you without exception.
Because I like the way love me.....

Hingga hari kita bertemu.

Terakhir kali aku menatapmu, setelah sekian tahun tidak bertemu. Masih ada perasaan yang menggelitik di dadaku.

Aku masih menyimpan janji tentang kamu dan aku dalam baluran asmara.

Aku telusuri semakin dalam rasa itu..... tidak...... tidak..... ku tegaskan, bukan hanya sekedar asmara yang masih menyala, tapi ternyata masih ada luka yang menganga.

Aku masih mengingat kata-katamu sebelumnya, hingga akhirnya kamu membiarkanku pergi begitu saja.
"Jika suatu hari nanti kamu yang terbaik, aku pasti akan kembali dalam pelukanmu".

Aku terdiam, ku rasa kata-katamu jelas. Seperti ada yang tersirat, aku ingin singgah sejenak ke hati yang lain (mungkin).

Diam-diam aku pun berkata dalam batin "Terimakasih akhirnya aku tau kamu tidak sesayang dan semanis buaian verbalmu".

Hingga hari ini dimana kita bertemu, Aku masih menepuk-nepuk pelan dadaku lalu berbisik.
Tenang hati...........
Bukan dia (lagi) kamu akan jatuh ditangan yang tepat .......(nanti).

Wednesday 5 November 2014

Mundurkan Ingatanmu!!!

Waktu memang merubah segalanya. Banyak hal yang berubah. Lingkungan, teman, keadaan dan sikapmu terhadapku.

Kamu bilang waktumu, perhatianmu, sayangmu untukku. Tapi aku merasa asing, aku merasa aku hanya mencintaimu "seorang diri".

Aku tidak meminta banyak dari waktu, perhatian dan sayangmu seperti yang kamu ucapkan. Aku tidak memintamu mengabariku setiap waktu (bukan) itu yang aku maksud. Entahlah apa aku yang terlalu "sensitif" atau kamu yang memang "mengabaikan".

Tapi........
Cobalah kamu sempatkan sedikit waktumu untuk bertanya tentang "kabarku". Bukan hanya aku yang bertanya, bukan hanya aku yang "memberi".

Aku meng"iya"kan untuk memilihmu hari itu, dan sesadarmu banyak "laki-laki" lain yang juga memberi hati mereka untukku.
Tapi.... aku memilih kamu.

Menjalani hubungan itu berdua bukan? Apa artinya jika hanya sebelah?

Sadarlah........... ku mohon jangan biarkan aku sampai berada pada titik lelah. Kalau kamu tidak sibuk, ingatlah mengapa kamu menjatuhkan hatimu pada wanita ini??.

Kekasih Angin

Aku merindukanmu........
Itu yang selalu ku katakan pada angin. Aku berharap kau juga terus memeluk rindu untukku, sampai suatu hari nanti aku dan kamu tak lagi berseberangan.

Ada yang melegakan, ketika aku berkata aku merindukanmu, kau juga mengatakan yang sebaliknya.

Aku keluhkan semua yang kurasakan saat melihat pasangan yang bergandengan tangan bersama. Ada sedikit rasa iri menyelimuti dadaku. "Aku ingin seperti mereka".

Lalu kau menjawab dengan nada lembutmu lewat udara. Suara lembut yang selalu kurindukan kehadirannya.

Aku mungkin tidak akan selalu ada untukmu, tidak selalu berada disisimu terus, menemanimu kemanapun yang kamu mau, aku tidak bisa meminjamkan bahu dan dadaku saat kamu menangis, aku sedih mendengar semua keluhanmu. Percayalah itu semua tidak akan pernah kujadikan suatu alasan untuk mengakhiri  "kita".

Aku juga merasakan hal yang sama seperti yang kamu keluhkan. Aku akan menguatkanmu ketika kamu hampir menyerah, pun begitu sebaliknya.

Melepaskanmu lalu membiarkanmu jatuh dipelukan "pria" lain, berharap dia yang akan menjagamu dan selalu ada disisimu tidak akan mudah untukku.

Percayalah aku selalu berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita. Karena suatu hari nanti kamu tidak akan kubiarkan sejauh "saat ini".

Monday 3 November 2014

Tunggu aku!!!

Ada yang merenggang ku rasa di antara kita. Entah apa yang salah, tidak... tidak..... aku tidak sedang mencari-cari kesalahanmu.

Apa kau dekat dengan wanita lain? Apa kau begitu sibuknya? Apa kau bosan dengan "kita"?
Begitu banyak pertanyaan dikepalaku, yang seperti memaksaku untuk menerka-nerka tentangmu.

Aku mendengar begitu banyak hal tentangmu, tapi aku menutup telingaku sendiri.......
Karena aku mempercayaimu!

Berhentilah bermain-main di kepalaku, kapan aku bisa menikmati wajah indahmu dengan empat mata???????

Aku tidak tau apa ini namanya, aku tidak meragukan kesetiaanmu sayang. Tapi setidaknya buatlah perempuan ini bisa menantimu dengan tenang.

Kau tau, kau orang yang pintar memutar-mutar perasaanku. Kau datang memelukku dengan hangat, seperti aku dan kamu baik-baik saja. Tingkahmu membuatku jadi gusar, tapi kau tetap memelukku dengan hangat.

"Tetaplah seperti ini sejenak, aku lelah". Aku meng"iyakan" tanpa berkomentar.

Aku mencintaimu lebih dari yang kamu bayangakan, Untukku....kamu penguatku, kamu harapanku, kamu tempat yang aku tuju untuk pulang, seseorang yang aku impikan menjadi pendampingku setelah aku memperjuangkan segalanya,......... bersabarlah. (Katamu).

Kenangan

Sesadarku...... mengingatmu selalu saja membuat kepalaku mengambang! Aku paham, mengenangmu sama saja menggali luka (lagi).

Tapi aku melakukannya (lagi), (lagi), dan (lagi). Otakku mengatakan "berhentilah, hatimu sudah terlalu lelah" tapi entah mengapa hati yang dicemaskan otakku berkata "Aku akan kuat, tenanglah".

Mereka hanya mengkhawatirkan satu sama lain. Tapi yang terjadi "hati" ku kalah! Rasanya seperti luka yang sudah perih lalu diberi jeruk.

"Aku sudah bilang, berhentilah mengenangnya (lagi)" rutuk otakku. Entah apa namanya perasaan ini. Sayangkah? Rindukah? Atau hanya sekedar sepi???

Aku tidak menyangka kau membuatku melayang lalu secepat itu kau hempaskan. Dan saat ini kau pilih "Dia" untuk melayang. Ingin sekali ku katakan pada dia yang kau puja "Bersiaplah nona mungkin sebentar lagi kau yang akan dihempaskan".

Aaaaah..... Aku tidak akan setega itu mengatakannya pada "wanitamu"
Berbahagialah terus seseorang yang selalu ku kenang....... Doakan aku temukan seseorang yang lebih baik dari padamu dimasa depan.

Sunday 2 November 2014

Persinggahan

Jatuh hati lalu patah hati bukankah itu hal biasa? Tapi ternyata tidak sebiasa itu ketika semua berubah menjadi "kita".

Aku begitu dielu-elukan olehmu pun begitu sebaliknya, tidak pernah kurasa sebahagia ini sebelumnya ketika bersama yang lain.

Bagaimana aku bisa merasakan tidak hanya senyum yang terlukis di wajahku, tapi ada sesuatu yang begitu hangat di hati saat aku menatapmu dan bersanding denganmu.

Aku tidak sedang melakukan "bualan cinta" seperti yang kau lakukan padaku. Tidak juga sedang menjatuhkan hatiku padamu....... kali ini.

Aku hanya menyadari, terlalu sakit untuk mencintaimu dengan "jarak". Aku berusaha menggenggammu ketika kau katakan "Aku tidak bisa". Lalu apa yang harus kutahan lagi?

Pikirku apa gunanya bertahan dengan seseorang yang ingin melepaskan????