Sunday 16 August 2015

Selintas atau mendalami

Kepala saya tidak diajarkan dengan baik untuk menilai orang asing lebih dari sekedar pemikiran selintas sebelum jauh memikirkan banyak hal dan mengenal seseorang.

Telinga saya tidak diajarkan dengan baik untuk mendengar apa yang seharusnya tidak saya dengarkan yang bukan berasal dari empunya cerita.

Mata saya tidak saya latih dengan baik untuk melihat dengan mata telanjang tentang penampilan seseorang. Mata saya melihat sepintas tapi tidak terlalu melihat dengan baik sampai terlalu detail.

Bagian yang saya heran kenapa setiap kepala, setiap mata, dan setiap telinga terkadang terlalu asik dengan apa yang orang tuturkan, padahal saya yakin kacamata sendiri lebih baik untuk melakukan penilaian.

Mereka berhak menilai, berhak membenci, berhak menerima, berhak menyukai.

Saya paham benar dengan hal itu

Tapi sebaik-baiknya pribadi bukankah tidak dengan mudah membiarkan kepala teracuni dengan kata-kata benci, membiarkan mulut tetap burtutur dengan puji tanpa perlu mencaci dan memaki, tapi sayangnya beberapa orang lebih memilih menutup diri lalu hidup sebagai pendengki.

No comments:

Post a Comment