Friday 24 February 2017

Suatu ketika

(Kadang-kadang) aku membiarkan kepala dan hariku terisi dengan rindu. Seperti anak kecil yang menangis mengharapkan permen yag diambil dari sang kakak. Mungkin tangisku seperti itu

Ada cerita-cerita dari balik tembok berlapis baja yang tidak membiarkanku untuk masuk dan keluar. Aku terjebak diantara keduanya. Hidup diantara kepengapan dan gelap seolah aku mulai masuk pada dua keadaan yang tidak bisa aku jelaskan. Hidup atau mati.

Tidak akan berguna percayaku jika terlau tipis harapanku.

Lonceng itu mulai berbunyi, mungkin habis waktuku. Tidak apa-apa paling tidak aku sudah menyematkan sesal pada dadamu yang perlahan tapi pasti mati dironggoti rindu.

Musim pasti berganti tapi hatimu telah terpatri. Sejenak rahangmu mengeras, sejenak melunak. Mungkin dadamu sesak, mungkin juga terasa nyeri, mungkin langkahmu tegap, mungkin langkahmu gontai

Lalu mana yang membuat dadamu hampir meledak? Jatuh cinta atau patah hati?

No comments:

Post a Comment