Friday 24 February 2017

03.00

Hari itu aku menunggumu di sebuah cafe dengan mata yang sembab. Seolah-olah tugas wanita hanya selalu "menunggu".

Siang itu klakson-klakson diiringi dengan makian-makian orang di jalanan membuat kupingku gaduh, hari itu aku "menunggumu" dengan perasaan bimbang dengan cerita-cerita yang menggunung.

Tapi penantianku tidak pernah berujung pada kehadiran....

Katamu, kamu akan selalu ada dengan cerita-ceritaku yang "tidak seberapa".

Jika hadirku hanya pelengkap, lepaslah! Tidak apa-apa, ceritaku akan tetap berjalan dan jauh lebih lengkap dengan kehilanganmu.

Tuhan tidak menghidupkanku dalam keabadian atau bahkan waktu dan umur yang sangat panjang, paling tidak aku menghargai keberadaanmu meskipun mataku sembab menanti hadirmu hari itu.

Aku lupa tentang janji-janji tepat pukul 03.00 pagi yang membuatku melambung tinggi, aku lupa caramu berbicara padaku dengan lembut seolah aku siap melakukan apapun untukmu meski nyawaku tercabut.

Kali terakhir aku menatapmu, hatiku berteriak nyaring. "Aku lupa alasanku untuk jatuh cinta denganmu".

1 comment:

  1. Nice mba 😊

    Nitip jejak ya mba
    http://imoetmutia.blogspot.co.id/2017/02/ayah-segalanya-bagiku.html?m=1

    ReplyDelete