Saturday 20 August 2016

Celotehan pagi

Ketika semua yang bernafas menjadi seseorang yang menjadi mati. Mereka tidak seutuhnya mati, mereka hanya mematikan diri.

Tidak sepenuhnya berdalih tidak sepenuhnya juga permisi. Mereka hanya berlalu lalang pergi mempermainkan emosi.

Ada yang tidak aku mengerti tentang permainan pada sebuah perjalanan singkat dari sebuah kisah bernama hidup. Beberapa diantaranya menjalankan dengan baik, beberapa diantaranya memilih jalan agak mendaki untuk baik.

Aku membiarkan segerombolan peri bertindak selayaknya anak babi dan anak babi selayaknya peri.

Akan menyakitkan bila polahmu melebihi dari yang menyertai. Kau tau? Manusia terkadang lupa bahwa esok mereka akan mati, lalu mereka asik hidup diantara dendam dan benci. Saling mempermainkan seolah hati adalah benda mati, sadar atau tidak mereka hanya haus akan puji.

Selamat pagi, untukmu yang tadinya aku cintai dan dengan amat sangat menyesal harus kukatakan aku benci.

Bermainlah dengan kobaran api dustamu jika itu membuatmu baik, dan lepaskan ikatanmu padaku jika menginginkanku kembali membaik.

Terimakasih karena Permainanmu tidak seberapa parah dari luka yang ada pada hatiku, dan setidaknya kau sudah boleh mengangapku mati hari ini, esok dan seterusnya pada sisa jengkal nafasmu.

Maafku karena mulai detik ini aku pamit.

No comments:

Post a Comment