Wednesday 3 February 2016

Gravitasi

Aku menuliskan namamu pada secarik kertas putih dalam balutan tinta berwarna merah muda. Seolah aku melihat surga hanya sejengkal dari pandangan mata.

Bagaimana perempuan sepertimu hadir seperti terang didalam sebuah kenestapaan. Bahkan ketika hitam mendominasi langit dan hujan.

Pernah aku bertanya bagaimana aku harus mendefinisikan sosokmu. Bukan tak berdebar jantungku menatapmu. Seperti seluruh sel dalam tubuhku meregenerasikan diri kembali.

Pikirku akan sangat mudah untuk mengartikan kehadiran perempuan sepertimu. Meski bukan hanya sekali ini aku meletakkan hati.

Tapi ternyata mengartikanmu sesulit menghitung sudut menggunakan arcsin, arccos, dan arctan.

Tegasku, kamu adalah satu-satunya wanita yang mampu membuat hatiku bukan hanya berdebar tapi juga mampu untuk memastikan.

Aku mungkin mampu kembali jatuh pada hati yang lain. Tapi tentu tidak akan sama saat aku menjatuhkan hati padamu. Karena kamu berbeda.........

Bukankah bumi mengelilingi matahari? Kalau begitu anggap saja aku adalah partikel-partikel kecil yang selalu berusaha agar tetap berada didekatmu.

Untuk perempuan yang kini berada dalam pelukan. Aku tidak ingin mencintaimu hanya dengan jingga. Karena aku ingin mencintaimu dengan banyak warna dan tidak sederhana.

No comments:

Post a Comment