Sunday 11 October 2015

Perihal waktu

Aku pernah menanyakan hadirmu pada waktu. Tapi waktu tidak menjawab, dia hanya mempersilahkanku untuk masuk lalu bermain mengikuti aturannya.

Gerimis kali ini tidak seperti biasanya, ada wajah yang tertampung kaku dalam sendu. Lalu suara rintik air itu ikut berseru seakan mengerti arti raut rindu.

Pada setiap tatapan dalam setiap pertemuan hanya menorehkan luka pada harap tentang rasa.

Waktu mempunyai kewajiban tentang setiap pertanyaan yg selalu aku lontarkan meski waktu tidak pernah memberi jawaban mati tentang pasti.

Aku hanya tidak ingin mengikatmu terlampau jauh, menghadiahimu luka pada setiap tatapan, menghujanimu dengan setiap senyuman yang sejatinya semu.

Ada hal perlu diingat, aku tidak membuat bualan dalam setiap kata yang aku hidupkan. Kamu berhak untuk kecewa, pun demikian denganku setidaknya aku berhak untuk mengenang tentang kita. Meski rasa bukan penipu ulung yang mengajar tentang dusta.

Patahku mungkin tidak sama dengan patahmu. Diamku pun bukan pembenaran pada setiap katamu.

Tapi paling tidak ada yang paling tulus dalam doaku meski bisuku dan bisumu tidak mewakili pada apa yang terlanjur menguap diudara. Karena benar terkadang beberapa hal lebih baik untuk dibicarakan dan terkadang ada hal yang lebih baik untuk didiamkan tapi tak diabaikan.

2 comments:

  1. "Aku hanya tidak ingin mengikatmu terlampau jauh, menghadiahimu luka pada setiap tatapan, menghujanimu dengan setiap senyuman yang sejatinya semu."

    Abis baca berulang kali, tapi endingnya tetap sama, jadi baper, jadi ikutan melow, jadi sedih, baguuusss mbak :')

    ReplyDelete
  2. Mau ngopas komentar yang di atas aja. HEHE :D

    ReplyDelete